Sejuta Puisi Untuk Cinta

Dear Anjali,

Baru-baru ini aku menonton lanjutan dari film Ada Apa Dengan Cinta. Meskipun itu cuma untuk kepentingan promosi, tapi ekspektasi penggemar terhadap kisah asmara antara Rangga dan Cinta cukup terbayarkan. Jika kemarin aku bilang bahwa aku mirip dengan Thaïs, kini aku nyatakan bahwa aku juga tak ubahnya dengan Rangga. Dalam buku kumpulan puisiku yang kuberi judul Sepasang Hati, sebuah buku agenda yang isinya puisi yang kutulis dengan tulisan tangan, semuanya karena terinspirasi darimu. Sebagai puisi pembuka, aku menuliskan puisi terpanjang yang pernah kutulis. Puisi itu terdiri dari seratus bait dan tiap baitnya memiliki empat baris. Aku sendiri tidak menyangka jika ternyata aku mampu menulisnya. Mungkin ketika suara pikiranku yang menggaungkan namamu tiba-tiba meleleh menjelma tinta, aku seperti kerasukan roh para penyair dan mulai menulis seperti orang kesetanan. Baik puisiku maupun puisi Rangga, sama-sama bertemakan cinta. Kini buku Sepasang Hati nyaris penuh dengan puisi-puisiku. Tapi jika Rangga pada akhirnya menyerahkan buku puisinya untuk Cinta, maka buku puisiku hingga surat ini ditulis, masih bersemayam di laci meja kerjaku. Memang seharusnya buku Sepasang Hati kuserahkan padamu, sang pemberi inspirasi lahirnya buku ini. Tapi, sekali lagi, aku tidak tahu keberadaanmu, Anjali. Kau seolah hilang dan tersesat di sebuah dimensi. Sejauh apapun aku mencarimu, kau tetap tak berhasil kutemukan.

Maka untuk mengobati kerinduanku padamu, aku telah menulis Sejuta Puisi Untuk Cinta malam ini. Dan aku mulai melukis sosok lelaki, manifestasi dari aku dan Rangga, dua lelaki yang mempersembahkan hatinya kepada cinta melalui puisi.

Le Gra,

Aan Loverstopia

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer