Perahu Kita Masih Sama
Kau tahu, Anjali?
Aku menulis surat ini dari lembaran kertas binder yang pernah sama-sama kita miliki. Waktu itu kita sepakat untuk saling berkirim kabar di dalam sebuah binder. Sebuah diary yang menyimpan rahasia besar kita.
Kau tentu masih ingat, kita sama-sama memilih kertas binder beraroma lavender, berwarna ungu, dan bermotif bunga-bunga dandelion yang bermekaran di sebuah kebun.
Kadang kita membuat perahu kertas dari kertas yang sama. Lantas kita mengalirkannya ke selokan di belakang gedung sekolah. Kadang kau menyelipkan sebait puisi rahasia dimana aku tak boleh turut membacanya. Sebelum melepasnya, kau mengecup kapal-kapalan itu beberapa saat.
Hari ini aku juga membuat perahu kertas, Anjali. Aku sedang berada si pantai dan aku turut membawa diary milik kita untuk menikmati liburan golden week ini. Sebuah liburan yang panjang dan sepi karena kau tidak menyertaiku.
Lalu kupandangi pantai, di puncaknya matahari tak lama lagi akan pudar dibenamkan ombak. Aku menulis sebait puisi untukmu. Entah apakah perahu kertas ini sampai padamu atau tidak. Entah kau rasakan rindu ini atau tidak. Aku tetap melakukan kegilaan ini. Aku tetap memikirkanmu, meskipun aku tidak tahu dimana keberadaanmu saat ini.
Le Gra,
Aan Loverstopia
berdoalah, hingga suatu hari ketenangan akan tiba. semangaaattttt
BalasHapus