Menyemai Rindu
Seperti apa rasanya rindu yang telah sampai di batas waktunya, kekasihku?
Rindu adalah buah yang tumbuh dari kalbu yang mendambakan hati pasangannya. Kau adalah pasangan bagi hatiku. Dan rindu terlahir semenjak hati kita dibentangkan oleh ruang dan waktu.
Kelak akan tiba masanya ketika rindu ini tumbuh dewasa dan aku akan mengembalikannya kepada pemilik sebenarnya: hatimu.
Rindu, kekasihku, barangkali seumpama bulir mungil salju yang lindap dari puncak gunung es. Ia tak berhenti bergulir hingga meraksasa dan menggulung semua yang dilewatinya.
Begitu juga rindu yang bergementam di hatiku, pasangan jiwaku. Sebelum habis masanya, sebelum dada rapuhku tak kuasa menahan jejalan rinduku kepadamu, aku akan mengirimkan debar rinduku kepadamu. Muara bagi segala rasa yang ada di benakku. Dermaga untuk menambatkan cintaku adalah hatimu.
Aku akan menyudahi petualanganku dalam mengarungi samudera jika kau nyalakan pijar mercusuar, cintaku. Itu adalah tanda darimu yang akan menuntunku pulang.
Bukankah tak ada kerinduan yang tak terpenuhi, kekasih hatiku?
Le Gra,
Aan Loverstopia
Membaca suratmu dengan secangkir kopi memang begitu nikmat, tak mampu berhenti :)
BalasHapus