Langsung ke konten utama

Rendezvous With Bosse

Dear Bosse,
Ketika mengikuti kegiatan 30 hari menulis surat cinta, setiap hari aku menulis surat pada pukul 4 sore. Aku berada di meja kamarku, usai mandi, dan segelas teh melati maupun teh madu setia menemaniku. Itulah me time ku setiap hari. Menikmati pungkasan senja dengan cara duduk di depan meja kesayanganku dan menulis surat.

Kemarin aku sudah membaca surat darimu, bosse. Itu adalah surat terbaik yang pernah kuterima tahun ini. Isi suratnya hampir membuatku terjaga semalaman. Karena aku terhanyut dalam khayalanku seandainya aku datang di pertemuan para korespondensi pada awal bulan Maret nanti. Jujur, bosse, aku hanya pernah satu kali ke Bandung. Itupun dalam rangka piknik, dan dari ribuan tempat menakjubkan di Bandung, aku hanya mampir di Tangkuban Parahu dan Cihampelas.

Surat dari bosse benar-benar membuatku dilema besar. Aku ingin datang di acara menakjubkan tersebut, tapi apa daya aku tidak berkesempatan hadir. Ada banyak event yang memikatku untuk datang, dan kenapa hampir seluruhnya diadakan di Bandung? Mulai dari event para penggemar kartupos, doodle, komik, konser NOAH, dan masih banyak lagi acara yang hanya membuatku ingin menangis karena aku hanya mampu membayangkan betapa serunya acara-acara kesayanganku yang sedang berlangsung.

Bosse yang baik, aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena lagi-lagi aku memang tidak dapat menghadiri pertemuan korespondensi virtual terbesar di Indonesia. Aku sebut virtual karena surat yang dikirim tidak berbentuk fisik. Bahkan orang kerap menyebutnya sebagai surel, bukan? Mungkin kapan-kapan bosse dapat menggagas sebuah event dimana para anggota dapat saling berkirim surat yang ditulis tangan, dibubuhi perangko, dan disampul rapi. Ini mungkin akan menumbuhkan kembali romantisme para korespondensi tentang bagaimana rasanya ketika di depan rumahnya terdengar bunyi bel dari pak pos!

Itu saja surat dariku ya, bosse. Salam untuk semua anggota yang hadir nanti. Salam sayang untuk tukangpos tercantik di dunia poscinta, kak Ikavuje! Beruntung sekali aku mendapatkan tukang pos seperti kak Ika! :)

Le Gra,

Aan Loverstopia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Remaja Revo #1 Tekad Pantang Menyerah

Judul : Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah Penulis : Purnadina Penerbit : Leutika ISBN : 978-602-8597-27-2 Tebal : vi + 168 halaman Resensor : Lovely Aan Loverstopia Yang paling saya suka dari buku ini, adalah pada halaman kata pengantarnya. Dimana disebutkan bahwa ini adalah seri pertama dari pentalogi buku Remaja Revo. Itu menandakan bahwa Purnadina, penulis buku bergenre pengembangan diri ini memiliki semangat yang tidak hanya ia gembar-gemborkan di bukunya, melainkan juga tertanam erat di jiwanya. Itu dapat dibuktikan dengan janjinya untuk menyempurnakan buku ini menjadi sebuah pentalogi. Agaknya tidak begitu penting kita menikmati seri buku Remaja Revo ini mulai dari volume yang mana, karena seluruh buku-buku tersebut memiliki keunikan sendiri-sendiri untuk membangun spirit pembacanya. Memiliki literatur atau daftar pustaka yang lengkap, nampaknya menjadi senjata utama bagi si penulis. Purnadina dengan cermat memilah artikel mana yang sekiranya cocok diselipkan dalam buku

Logo SMP 1 Wedarijaksa Spenzarie

Berikut ini logo SMP 1 Wedarijaksa atau Spenzarie dimana saya mereproduksi dari desain aslinya yang kerap kali saya temukan dalam keadaan pecah dan resolusi gambarnya rendah, jadi saya selaku alumni berinisatif untuk membuat ulang desainnya tanpa mengubah desain yang asli. @loversopia

Resensi Buku Cepat Jago Bahasa Korea

Resensi Buku Cepat Jago Bahasa Korea Judul : Cepat Jago Bahasa Korea Penulis : Suri Wulandari ISBN : 978-602-97078-5-4 Penerbit : Easymedia Tebal : vi + 154 halaman Resensor : Lovely Aan Loverstopia Annyeonghaseo! Demam K-Pop nampaknya masih belum reda juga, bahkan semakin membahana. Terbukti belum lama ini Indonesia kedatangan boysband paling populer di Korea, yaitu Super Junior alias Suju. Tidak tanggung-tanggung, membludaknya penonton dan tekad para elf (sebutan bagi fans Suju) yang ingin menyaksikan boysband kesayangan secara langsung, membuat promotor menggelar konser Suju selama tiga hari berturut-turut. Sekarang ini, segala hal yang berkaitan dengan kebudayaan Korea semakin diminati oleh remaja di Indonesia. Mulai dari musik, drama televisi, fashion, hingga yang menyusul belakangan adalah bahasa di negara tersebut. Hal ini memang tidak mengherankan, mengingat kita berbeda bahasa dan untuk dapat menikmati segala hal berbau Korea secara maksimal, kita harus memahami bahasany