Letter from the dream
Kadang aku seringkali lupa tentang mimpiku. Bahkan hampir semua orang juga kerap lupa dengan mimpi apa yang dialaminya semalam. Begitu terbangun dan kembali ke dunia nyata, ingatan tentang mimpi itu terbawa di alam khayal dan orang-orang tak dapat mengingatnya.
Tapi tidak untuk mimpiku semalam. Aku ingat benar mengenai gambaran mimpiku. Aku bahkan hafal tiap adegan yang terjadi diantara kita di dalam mimpiku. Benar sekali. Semalam aku memimpikanmu. Belakangan ini aku sudah jarang sekali bertemu denganmu di dalam bunga tidurku. Dan malam ini begitu istimewa sehingga aku masih terbayang-bayang ketika terjaga.
Dalam mimpi, kau memberikanku sepucuk surat. Kau tampak menahan rasa malu dan aku tahu kau sedang tersipu karena pipimu lebih merah dari biasanya. Aku menerima surat dengan sampul beraroma lavender itu. Ini benar-benar peristiwa yang nyaris mustahil. Kau, yang hingga kini tidak kuketahui keberadaanmu, tiba-tiba saja mendatangiku dan memberikan surat itu. Surat ketiga, setelah bertahun-tahun kau tidak menulis surat lagi untukku.
Lantas kau menghilang. Aku tidak terlalu kaget, karena kau memang sudah tidak kerap tiada disisiku. Kubuka surat pemberianmu, dan sebelum kutahu apa isinya, tiba-tiba saja aku terbangun dari tidurku. Kau, dengan segenap kemisteriusan yang menyelimutimu, kini kembali meluruhkan sebuah rahasia lagi kepadaku.
Le Gra,
Aan Loverstopia
Komentar
Posting Komentar