Buku Harian Baru untuk Kisah Baru

Benar, Anjali.
Waktu terus berjalan, melaju tak tertahankan. Moment apapun yang dikatakan orang bahwa waktu terasa berhenti ketika cinta sedang tumbuh di dua hati sepasang kekasih, pada akhirnya akan kembali kepada sifatnya, berdetak hingga akhir masa.
Jaman kita dahulu belum ada ponsel. Kita hanya berkomunikasi dengan menggunakan surat. Bahkan hingga aku, dan mungkin juga kamu, sedang menggenggam ponsel pintar, kegemaranku berkirim kabar melalui surat tak juga sirna.
Surat dan buku harian, adalah dua benda magis yang tak lekang dilapuk jaman. Keduanya memiliki romantisme tersendiri bagi pemiliknya. Tapi seiring berlalunya waktu, buku harian kita yang kini sedang berada ditanganku, sedang berada di akhir hayatnya. Benar, isinya sudah nyaris penuh. Tinggal 5 lembar lagi!
Aku tidak tinggal diam. Aku harus segera membeli diary baru. Karena masih banyak kisah-kisah yang akan kuceritakan kepadamu, bahkan kisah itu seolah tak memiliki akhir. Aku tidak akan kehabisan tulisan karena kamu adalah inspirasiku.
Tapi aku tidak berhasil menemukan diary yang sesuai dengan keinginanku, Anjali. Maka kuputuskan untuk membuat buku harian sendiri. Aku sedang mendesain sampul depannya dengan tulisan tangan, selain karena aku tidak memiliki komputer, aku lebih suka menggunakan daya kreatifitasku untuk menciptakan sebuah karya. Diaryku yang baru nanti akan kuberi judul My Adventure Book 2015. Disekitarnya kugambari beberapa kata mutiara yang kuharap akan selalu memacu semangatku. Nanti, kalau kau kembali, Anjali, aku akan menunjukkan diary itu kepadamu.

Le Gra,

Aan Loverstopia

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer