Menunggu Pagi

Malam nyaris habis. Langit hampir terang dan matahari sedang merah menyala di tepi laut yang melahirkannya. Sebentar lagi subuh tiba. Tapi aku masih belum dapat memejamkan mata. Seolah malam ini begitu singkat jika kuhabiskan dengan melamunkanmu. Seumpama malam adalah sekedipan mata jika kutapaki kegelapan yang dikandungnya dengan membayangkanmu.

Aku masih memeluk buku harian kita. Sekalipun aku sudah hapal isinya. Meskipun wanginya selalu melekat dalam indraku. Tapi aku tak pernah merasa bosan untuk selalu membacanya. Kadang aku pura-pura tabah dan mengunci buku itu kedalam laci. Kadang ketika kerinduanku padamu tengah memuncak, aku tuliskan suara pikiranku kedalam setiap lembarnya. Ketika hatiku sedang gundah, aku menulis banyak hal. Dan puisi adalah penawar racun dari sakit yang diderita hatiku.
Betapa cepatnya pagi datang kembali. Betapa cepatnya malam berlalu. Kupadamkan lampu kamarku. Kupejamkan mataku sejenak. Barangkali bisa kutemukan dirimu, meski itu cuma dalam mimpiku.

Le Gra,

Aan Loverstopia

Komentar

  1. semoga pagi nanti, kau sudah jatuh cinta lagi.

    BalasHapus
  2. Nggak bosen nih baca suratnya, kalo udah suka jadi nyaman :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer