Langsung ke konten utama

Selembar Kartupos

Pati, 26 Februari 2014

Dear Mpudh,
Semula berawal dari kartupos bergambar tomat untuk sang pencinta tomat. Ya, dia adalah M. Aan Mansyur, penyair kesayanganku. Kupikir di Indonesia tidak ada manusia lain yang lebih pandai menggunakan bahasa Indonesia menjadi sebait puisi kecuali dia. Bahkan namanya juga seperti namaku. Jadi makin suka lah aku padanya, pada puisinya, pada cerpen dan novel karyanya.
Karena kak Aan Mansyur menyukai surat, jadi kusambut ia dengan selembar kartupos ketika ia mulai menapakkan jejak di laman instagram.

Dan ketika itu pula, tiba-tiba kamu datang dan meninggalkan komentar di foto kartupos milikku. Aha, rupanya aku sedang berhadapan dengan seorang letter addict, postcard lover, gangrasti, rickyperdana biggest fans, westlifers, dan hijabbers. Semenjak itu, hasratku untuk mulai menulis surat kembali bangkit. Prinsipku, setiap surat harus dibalas. Aduh, mengingat kalimat barusan, aku jadi teringat film Letter to Juliet. Film tentang selembar surat berusia 50 tahun. Ini salah satu film komedi romantis terbaik yang pernah kutonton.

Dan, Westlife! Ini yang bikin aku nangis darah (seandainya aku bisa). Kenapa sih boyband terkeren sedunia harus mengakhiri riwayatnya dengan menggelar separation concert di Croke Park? Sampai surat ini kutulis, aku masih belum berani menyaksikan konser terakhir mereka di youtube. Ini terlalu menyedihkan bagiku.

Well, aku tidak bisa menulis surat lebih banyak lagi. Aku tidak mau membuatmu menguap kebosanan dengan ceracauku. Jadi sebaiknya kusudahi saja ocehan tidak jelasku ini ya, missy. Lain waktu kalau kesempatan, aku pasti akan menulis surat lagi untukmu.

Le Gra,

Aan Loverstopia

Komentar

  1. Hahhhaaaa aku dapeet surat cinta juga..:) Thanks aan...

    BalasHapus
  2. aku yang harusnya bilang terima kasih, missy. karena suratmu juga, blog ku bangkit kembali dari mati suri nya :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Remaja Revo #1 Tekad Pantang Menyerah

Judul : Remaja Revo Tekad Pantang Menyerah Penulis : Purnadina Penerbit : Leutika ISBN : 978-602-8597-27-2 Tebal : vi + 168 halaman Resensor : Lovely Aan Loverstopia Yang paling saya suka dari buku ini, adalah pada halaman kata pengantarnya. Dimana disebutkan bahwa ini adalah seri pertama dari pentalogi buku Remaja Revo. Itu menandakan bahwa Purnadina, penulis buku bergenre pengembangan diri ini memiliki semangat yang tidak hanya ia gembar-gemborkan di bukunya, melainkan juga tertanam erat di jiwanya. Itu dapat dibuktikan dengan janjinya untuk menyempurnakan buku ini menjadi sebuah pentalogi. Agaknya tidak begitu penting kita menikmati seri buku Remaja Revo ini mulai dari volume yang mana, karena seluruh buku-buku tersebut memiliki keunikan sendiri-sendiri untuk membangun spirit pembacanya. Memiliki literatur atau daftar pustaka yang lengkap, nampaknya menjadi senjata utama bagi si penulis. Purnadina dengan cermat memilah artikel mana yang sekiranya cocok diselipkan dalam buku

Logo SMP 1 Wedarijaksa Spenzarie

Berikut ini logo SMP 1 Wedarijaksa atau Spenzarie dimana saya mereproduksi dari desain aslinya yang kerap kali saya temukan dalam keadaan pecah dan resolusi gambarnya rendah, jadi saya selaku alumni berinisatif untuk membuat ulang desainnya tanpa mengubah desain yang asli. @loversopia

Resensi Buku Cepat Jago Bahasa Korea

Resensi Buku Cepat Jago Bahasa Korea Judul : Cepat Jago Bahasa Korea Penulis : Suri Wulandari ISBN : 978-602-97078-5-4 Penerbit : Easymedia Tebal : vi + 154 halaman Resensor : Lovely Aan Loverstopia Annyeonghaseo! Demam K-Pop nampaknya masih belum reda juga, bahkan semakin membahana. Terbukti belum lama ini Indonesia kedatangan boysband paling populer di Korea, yaitu Super Junior alias Suju. Tidak tanggung-tanggung, membludaknya penonton dan tekad para elf (sebutan bagi fans Suju) yang ingin menyaksikan boysband kesayangan secara langsung, membuat promotor menggelar konser Suju selama tiga hari berturut-turut. Sekarang ini, segala hal yang berkaitan dengan kebudayaan Korea semakin diminati oleh remaja di Indonesia. Mulai dari musik, drama televisi, fashion, hingga yang menyusul belakangan adalah bahasa di negara tersebut. Hal ini memang tidak mengherankan, mengingat kita berbeda bahasa dan untuk dapat menikmati segala hal berbau Korea secara maksimal, kita harus memahami bahasany